Senin, 21 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL

1.      Pengertian
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )
       Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
      ( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

2.      Penyebab
a.       Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
-         Reaksi antigen-antibodi
-         Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b.       Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
-         Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
-         Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
-         Iritan : kimia
-         Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
-         Emosional : takut, cemas dan tegang
-         Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
(Suriadi, 2001 : 7)




3.      TANDA DAN GEJALA

1.       Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c. Whezing belum ada
d.Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f.  BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan

a.       Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b.      Whezing
c.       Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d.      Penurunan tekanan parsial O2
2. Stadium lanjut/kronik
a.       Batuk, ronchi
b.       Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c.       Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d.      Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e.       Thorak seperti barel chest
f.        Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g.       Sianosis
h.       BGA Pa O2 kurang dari 80%
i.         Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j.         Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
 (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)


4.      Patofisiologo / Pathways


           Spasme otot                     Sumbatan                  Edema                 Inflamasi 
            bronchus                           mukus                                                   dinding bronchus
           
 

 Mk : Tak efektif                  Obstruksi sal nafas                 Alveoli tertutup
          bersihan                     ( bronchospasme )
          jalan nafas                       
                                                                                      Hipoksemia       Mk : Gg Pertuka
                                                                                                                        ran gas


 

                                       Penyempitan jalan                Asidosis metabolik
                                                   nafas








 

                                       Peningkatan kerja             Mk : Kurang pengetahuan
                                               pernafasan

                  Peningkatan kebut                     Penurunan
                         oksigen                                masukan oral






 

               
                    Hyperventilasi                          Mk : Perub nutrisi
                                                                              kurang dari
                                                                              kebutuhan tbh
                      Retensi CO2

                    Asidosis respiratorik










5.      Pemeriksaan penunjang
            Spirometri
            Uji provokasi bronkus
            Pemeriksaan sputum
            Pemeriksaan cosinofit total
            Uji kulit
            Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
            Foto dada
            Analisis gas darah

6.      Pengkajian
                   I.            PENGKAJIAN
    1. Airway
1.      kaji dan pertahankan jalan napas
2.      lakukan head tilt, chin lift jika perlu
3.      gunakan bantuan untuk memperbaiki jalan napas jika perlu
4.      pertimbangkan untuk di rujuk ke anesthetist untuk dilakukan intubasi jika tidak mampu untuk menjaga jalan napas atau pasien dalam kondisi terancam kehidupannya atau pada asthma akut berat
5.      jika pasien menunjukan gejala yang mengancam kehidupan, yakinkan mendapat pertolongan medis secepatnya.
B. Breathing

1.      kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, dengan tujuan mempertahankan saturasi oksigen >92%
2.      berikan aliran oksigen tinggi melalui non re-breath mask
3.      pertimbangkan untuk menggunakan bag-valve-mask-ventilation
4.      ambil darah untuk pemeriksaan arterial blood gases untuk menkaji PaO2 dan PaCO2
5.      kaji respiratory rate
6.      jika pasien mampu, rekam Peak Expiratory Flow dan dokumentasikan
7.      periksa system pernapasan – cari tanda:
·         cyanosis
·         deviasi trachea
·         kesimetrisan pergerakan dada
·         retraksi dinding dada
8.      dengarkan adanya:
·         wheezing
·         pengurangan aliran udara masuk
·         silent chest
berikan nebuliser bronchodilator melalui oksigen – salbutamol 5 mg dan ipratropium 500mcg
9.      berikan prednisolon 40 mg per oral atau hydrocortisone 100 mg IV setiap 6 jam
10.  lakukan thorak photo untuk mengetahui adanya pneumothorak

C. Circulation/Sirkulasi
1.      kaji denyut jantung dan rhytme
2.       catat tekanan darah
3.      Lakukan EKG
4.      Berikan akses IV dan pertimbangkan pemberian magnesium sulphat 2 gram dalam 20 menit
5.      Kaji intake output
6.      Jika potassium rendah makan berikan potassium

D. Disability
1.      kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
2.      penurunan tingkat kesadran merupakan tanda ekstrim pertama dan pasien membutuhkan pertolongan di ruang Intesnsive
E. Exposure
pada saat pasien stabil dapat di tanyakan riwayat dan pemeriksaan lainnya.

                II.            Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul
a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan
b. Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
c.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
d. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi

             III.            Intervensi Keperawatan
a.     DP       : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
Tujuan         : Bersihan jalan nafas efektif
KH           :
-          Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
-          Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
           mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret


Intervensi
·         Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
·         Kaji/pantau frekuensi pernafasan
·         Catat adanya/derajat diespnea  mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu
·         Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
·         Pertahankan polusi lingkungan minimum
·         Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
·         Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
·         Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
·         Berikan obat sesuai indikasi
·         Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada

b.    DP       :  Kerusakan pertukaran gas
Tujuan         :  Pertukaran gas efektie dan adekuat
 KH             :
-           Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan
-             Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi                              
Intervensi
·         Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
·         Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu.
·         Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
·         Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.
·         Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
·         Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
·         Awasi tanda vital dan irama jantung.
·         Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
·         Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.


c.     DP       : Perubahan nutrisi kurang dari tubuh
Tujuan         : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kh               :
-          Menunjukan peningkatan BB
-Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk         meningkatkan dan / mempertahanka berat yang tepat.

Intervensi :
-                Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB.
-                Avskultasi bunyi usus.
-                Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
-                Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil tapi sering.
-                Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
-                Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
-                Timbang BB sesuai induikasi.
-                Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

d.    DP       : Kurang  pengetahuan
Tujuan         : Pengetahuan miningkat
 KH             :
-     Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
-     Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.
-     Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program pengobatan.
         Intervensi:
-                Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
-                Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
-                Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan  reaksi yang tidak diinginkan
-                Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval semprotan, cara membersihkan.
-                Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
-                Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang terdekat
-                Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.






Daftar Pustaka

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media    Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.

Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar